(Markus Mardianto : Sampoerna Foundation)
Sebenarnya kata - kata "Hadapi Generasi Digital" tidak ada artinya, kami sudah lama "hidup di dunia digital". Misalnya saya sudah bekerja di dunia digital di bidang pendidikan sejak tahun 1975 (zaman HP 2100A Mini Computers). Sejak waktu itu mahasiswa/i sudah memakai komputer dan kami juga menggunakan terminologi "Generasi Digital" di luar negeri. Pada akhir tahun 70an saya membantu siswa-siswi merakit komputer dan beberapa sekolah sudah mempunyai lab komputer. Sejak tahun 1984 kami sudah menggunakan komputer dan laboratorium bahasa yang digital untuk mendidik pelajar-pelajar di Indonesia, dan banyak siswa-siswi di SD saja sudah biasa menggunakan peralatan digital, misalnya jam, hanfon, DVD, maupun warnet di kota besar. Apa maksudnya Pak Markus?
Gunakan teknologi di dalam kelas untuk meningkatkan mutu pendidikan juga adalah asumsi yang tidak terbukti dan 100% tergantung mutu bahan dan strategi, bukan teknologinya. Tetapi pembelajaran secara kontekstual yang gratis dan sudah terbukti untuk membangun kreativitas anak-anak kita adalah terjankau di semua sekolah di Indonesia dan jauh lebih penting sekarang.
Anda tidak usah khuatir, teknologi besok walapun makin canggi akan makin mudah dipakai karena setiap generasi teknologi dibuat makin "user friendly". Yang membuat kami lebih khuatir adalah SMK-SMK yang kelihatannya ingin membentuk Generasi Robot!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar