Pendidikan.Network ini dimaksudkan untuk merangkum informasi yang berhubungan dengan perkembangan pendidikan yang terjadi dan untuk menyajikan sumber umum serta jaringan komunikasi forum bagi administrator sekolah, para pendidik dan para peminat lainnya. [Informasi Langganan Baru] "SD hingga SMA" ah... Teknologi "Di sejumlah warung internet di Kayuagung diketahui, puluhan kelompok pelajar hampir setiap hari memenuhi warnet untuk bermain game online, bahkan ada siswa yang membolos sekolah demi menyalurkan hobi di dunia maya tersebut." "881.000 Pejabat China Dihukum" Mengapa Indonesia Tidak Bisa? "Tak Mudah Asuh Anak di Era Digital" (Elly Risman Musa Psi) "LONDON, KOMPAS.com - Psikolog terkemuka Elly Risman Musa Psi mengatakan pola asuh anak Indonesia yang hidup di era digital di tanah air lebih sulit ketimbang mereka yang tinggal di luar negeri seperti di Inggris." "Hadapi Generasi Digital, Kita Harus Siap!" (Markus Mardianto : Sampoerna Foundation) Sebenarnya kata - kata "Hadapi Generasi Digital" tidak ada artinya, kami sudah lama "hidup di dunia digital". Misalnya saya sudah bekerja di dunia digital di bidang pendidikan sejak tahun 1975 (zaman HP 2100A Mini Computers). Sejak waktu itu mahasiswa/i sudah memakai komputer dan kami juga menggunakan terminologi "Generasi Digital" di luar negeri. Pada akhir tahun 70an saya membantu siswa-siswi merakit komputer dan beberapa sekolah sudah mempunyai lab komputer. Sejak tahun 1984 kami sudah menggunakan komputer dan laboratorium bahasa yang digital untuk mendidik pelajar-pelajar di Indonesia, dan banyak siswa-siswi di SD saja sudah biasa menggunakan peralatan digital, misalnya jam, hanfon, DVD, maupun warnet di kota besar. Apa maksudnya Pak Markus? "Facebook Sebabkan Mahasiswa Malas dan Bodoh" ”JAKARTA, KOMPAS.com - Pengguna Facebook yang masih sekolah berhati-hatilah! Menurut studi yang dilakukan oleh Ohio State University, semakin sering Anda menggunakan Facebook, semakin sedikit waktu Anda belajar dan semakin buruklah nilai-nilai mata pelajaran Anda.” |
Selasa, 05 Mei 2009
(Markus Mardianto : Sampoerna Foundation)
Sebenarnya kata - kata "Hadapi Generasi Digital" tidak ada artinya, kami sudah lama "hidup di dunia digital". Misalnya saya sudah bekerja di dunia digital di bidang pendidikan sejak tahun 1975 (zaman HP 2100A Mini Computers). Sejak waktu itu mahasiswa/i sudah memakai komputer dan kami juga menggunakan terminologi "Generasi Digital" di luar negeri. Pada akhir tahun 70an saya membantu siswa-siswi merakit komputer dan beberapa sekolah sudah mempunyai lab komputer. Sejak tahun 1984 kami sudah menggunakan komputer dan laboratorium bahasa yang digital untuk mendidik pelajar-pelajar di Indonesia, dan banyak siswa-siswi di SD saja sudah biasa menggunakan peralatan digital, misalnya jam, hanfon, DVD, maupun warnet di kota besar. Apa maksudnya Pak Markus?
Gunakan teknologi di dalam kelas untuk meningkatkan mutu pendidikan juga adalah asumsi yang tidak terbukti dan 100% tergantung mutu bahan dan strategi, bukan teknologinya. Tetapi pembelajaran secara kontekstual yang gratis dan sudah terbukti untuk membangun kreativitas anak-anak kita adalah terjankau di semua sekolah di Indonesia dan jauh lebih penting sekarang.
Anda tidak usah khuatir, teknologi besok walapun makin canggi akan makin mudah dipakai karena setiap generasi teknologi dibuat makin "user friendly". Yang membuat kami lebih khuatir adalah SMK-SMK yang kelihatannya ingin membentuk Generasi Robot!
"SD hingga SMA" ah... Teknologi
"Di sejumlah warung internet di Kayuagung diketahui, puluhan kelompok pelajar hampir setiap hari memenuhi warnet untuk bermain game online, bahkan ada siswa yang membolos sekolah demi menyalurkan hobi di dunia maya tersebut."
"881.000 Pejabat China Dihukum"
Mengapa Indonesia Tidak Bisa?
"Tak Mudah Asuh Anak di Era Digital"
(Elly Risman Musa Psi)
"LONDON, KOMPAS.com - Psikolog terkemuka Elly Risman Musa Psi mengatakan pola asuh anak Indonesia yang hidup di era digital di tanah air lebih sulit ketimbang mereka yang tinggal di luar negeri seperti di Inggris."
"Dalam ceramah yang diikuti sekitar 30 anggota Dharma Wanita Persatuan KBRI London, Ketua Pelaksana Yayasan Kita dan Buah Hati ini mengatakan, anak Indonesia kini hidup dalam era digital yang dengan mudahnya mengakses berbagai media elektronik yang kadang mengandung unsur pornografi."
Untuk membuka pikiran anak-anak kita, mereka memang perlu akses ke informasi yang luas (termasuk buku-buku), tetapi jangan sampai mereka membuang banyak waktu, dan teknologi hanya sebagai tantangan terhadap pendidikannya maupun untuk orangtua. Kita harus menjaga supaya mereka tidak hanya buang waktu, main games, chatting, dll.
Kami sudah lama di "Era Digital" dan "Generasi Digital" sudah lama lewat, dan "Digital" bukan isu sebenarnya. Isu yang terbaru yang membuat bingung adalah "Era/Generasi Informasi" (dan hiburan) yang tidak terbatas (juga tidak ada kontrol).